Banyak yang berpikir bahwa tindakan korektif adalah kegiatan yang sangat membuang waktu yang hanya diperuntukkan pada saat kegiatan audit sertifikasi saja. Pada kenyataannya, ada beberapa perusahaan yang berusaha untuk memiliki tindakan korektif yang bekerja dengan efektif untuk Sistem Manajemen K3-nya. Berikut adalah tips tentang tujuh langkah tindakan korektif untuk meningkatkan Sistem Manajemen K3 berdasarkan OHSAS 18001.
Langkah 1) Tentukan masalah: Cara terbaik adalah dengan menggunakan “seharusnya” dan “kenyataan di lapangan” sebagai pernyataan untuk definisi masalah. Jika kita tidak dapat mengidentifikasi apa situasinya seharusnya, maka mungkin saja kita tidak bisa mengidentifikasi masalah yang nyata.
Contoh Kasus:
Seharusnya : Alat Pelindung Diri (APD) harus dikenakan saat mengolah bahan kimia.
Kenyataan di lapangan: Pada saat audit, ditemukan pada area 1 bahwa 3 dari 5 operator mengakui bahwa mereka tidak menggunakan APD selama kegiatan tersebut.
(Dalam contoh, beruntung bahwa kejadian tersebut ditemukan pada saat audit daripada saat kecelakaan yang menyebabkan cedera pekerja.)
Langkah 2) Menentukan ruang lingkup masalah: Dalam contoh kita, lingkup adalah operasi pengolahan bahan kimia diatas. Misalkan ditemui penyelidikan dari proses serupa tidak di area lain dengan kegiatan operasi yang sama; Namun, di area lain, tidak ditemukan operator yang tidak menggunakan APD pada saat pengolahan bahan kimia. Sehingga bisa disimpulkan bahwa lingkup permasalahannya bukan pada penggunaan APD di semua area, tapi hanya pada area 1 saja.
Langkah 3) Solusi jangka pendek permasalahan: ini adalah langkah di mana kita memecahkan masalah langsung, seperti memberikan pelatihan ulang semua kepada operator tentang penggunaan APD yang dibutuhkan atau menempatkan tanda-tanda sebagai pengingat dari apa yang akan dikenakan. Hal ini akan membantu untuk sementara, tetapi kita harus memastikan masalah tidak terulang kembali.
Langkah 4) Cari akar penyebab: ini adalah bagian tersulit dari tindakan korektif: menemukan sumber masalah. Tanpa menemukan akar penyebab masalah, setiap perbaikan yang kita lakukan akan bersifat sementara atau akhirnya gagal. Banyak metode yang ada untuk melakukan hal ini, salah satu metode yang berguna adalah diagram tulang ikan yang ditunjukkan di bawah, yang berisi semua penyebab potensi masalah yang tercantum di sebelah kanan, yang kemudian dapat ditinjau dan dihilangkan hingga penyebab akhir terungkap.
Langkah 5) Rencanakan tindakan korektif: Rencanakan apa saja tindakan perbaikan yang dibutuhkan. Misalkan untuk permasalahan diatas, perencanaannya adalah dengan memasang sebuah papan yang terlihat dan menjelaskan di mana APD dibutuhkan untuk pekerjaan beserta tempat penyimpanan APD. Dengan cara ini, jelas apa diketahui apa saja APD yang dibutuhkan, dan kesempatan lupa tempat menyimpan APD akan berkurang.
Langkah 6) Laksanakan rencana tindakan korektif: Untuk rencana ini, pelaksanaannya melibatkan membeli papan, memasangnya di tempat yang direncanakan, dan mengumumkan pada karyawan untuk menunjukkan di mana APD harus dijaga.
Langkah 7) Pastikan rencana bekerja dengan tindak lanjut: ini adalah langkah di mana perusahaan sering gagal. Merupakan hal penting untuk meninjau proses setelah rencana tersebut telah dilaksanakan untuk memastikan bahwa hal itu telah bekerja. Dalam hal ini, tindak lanjut adalah untuk memverifikasi dalam beberapa audit berikutnya jika APD dikembalikan ke lokasi penyimpanan oleh orang-orang yang menggunakannya. Jika ada temuan dari masalah berulang, maka kita perlu kembali ke akar penyebab analisis yang mengulas penyebab potensial lainnya.
Demikian penjelasan dari kami. Untuk info pelatihan terkait OHSAS 18001 dan sejenis bisa anda dapatkan di laman berikut.
Semoga bermanfaat.
Leave a Reply