Dalam rangka memenuhi dan meningkatkan kepuasan pelanggan, penting bagi perusahaan untuk memantau dan mengukur kinerja dengan menggunakan KPI (Key Performance Indicators) Sistem Manajemen Mutu ISO 9001. KPI tersebut digunakan untuk menentukan bagaimana dan sejauh apa organisasi/perusahaan telah sesuai dengan pedoman, kebijakan, tujuan, persyaratan dan target yang ditetapkan dalam SMM ISO 9001.
Setiap perusahaan tentunya memiliki KPI SMM ISO 9001 yang berbeda-beda jika dibandingkan antara satu perusahaan dengan perusahaan yang lain. Setiap perusahaan harus menentukan KPI yang lebih cocok dengan melihat sifat sektor industri dan tujuan perusahaan.
Namun hal yang wajib untuk dipertimbangkan dalam pembuatan KPI adalah indikator yang ada didalamnya harus dapat diukur dan dapat dicapai. Indikator-indikator tersebut harus mengacu proses penting dalam sistem, secara akurat mewakili target yang akan diukur, dapat dihitung, cost-effective, dapat diandalkan dan memungkinkan manajemen untuk mengetahui informasi secara real time.
Di bawah ini merupakan poin penting yang perlu diukur dan beberapa contoh indikator yang disebutkan dalam KPI SMM ISO 9001.
Indikator biaya
Indikator yang mengevaluasi kegiatan yang mengkonsumsi sumber daya ekonomi dalam proses yang beragam.
- Persentase biaya yang dihabiskan untuk konsumsi energi.
- Persentase laba atas investasi.
- Persentase biaya untuk melaksanakan pengerjaan ulang atau mengoreksi kesalahan.
Indikator waktu
Indikator ini mengukur waktu yangdihabiskan dalam suatu kegiatan atau proses .Waktu dihitung dari awal sampai akhir proses atau kegiatan yang dipilih. Sebagai contoh:
- Persentase jumlah produk atau jasa yang disampaikan pada waktu yang tepat.
- Persentase jumlah produk atau jasa disampaikan pada waktu yang
Indikator produktivitas
Indikator ini mengukur efisiensi sumber daya dalam operasional. Contohnya adalah:
- Presentasi pemanfaatan mesin / peralatan.
- Persentase downtime.
Indikator kualitas
Indikator ini mengukur efektivitas dalam pengembangan kegiatan atau proses, jumlah kesalahan dalam proses produksi, serta jumlah pengiriman yang sempurna (tanpa cacat). Contohnya adalah:
- Persentase jumlah produk atau jasa yang membutuhkan pengerjaan ulang.
- Persentase kepuasan pelanggan.
Demikian penjelasan terkait KPI SMM ISO 9001:2015. Sekali lagi perlu dipahami bahwa indikator yang kami disampaikan adalah indikator yang dipakai oleh kebanyakan perusahaan/organisasi dalam implementasi SMM ISO 9001, sehingga bisa jadi indikator tersebut memiliki perbedaan dengan apa yang ada di organisasi/perusahaan anda. Hal penting yang harus diingat terkai KPI SMM ISO 9001:2015 adalah bahwa indikator-indikator didalamnya tersebut harus berfungsi sebagai alat untuk meningkatkan kualitas keputusan mengenai proses dan SMM ISO 9001 pada organisasi/perusahaan.
Semoga bermanfaat.
Source: isoupdate.com
Leave a Reply