Key Performance Indicators dalam Sistem Manajemen K3 OHSAS 18001:2007

posted in: Article | 0

KPI OHSAS 18001

Key Performance Indicators atau biasa disebut KPI memiliki peran penting bagi kemajuan sebuah perusahaan atau organisasi. Sebab, perusahaan akhirnya dintuntut memiliki visi dan misi yang jelas serta langkah praktis untuk merealisasikan tujuannya. Dan tidak sekedar itu saja, dengan KPI perusahaan bisa mengukur pencapaian performa kinerjanya. Apakah sudah sesuai ataukah belum sama sekali.

Pada umumnya KPI digunakan untuk mengukur parameter kualitatif yang cenderung sulit pengukurannya. Misalnya kualitas kepemimpinan dan kepuasan pelanggan. Kali ini ISO Center akan membahas tentang penggunaan KPI dalam Sistem Manajemen K3. KPI untuk Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)  merupakan alat penting yang digunakan oleh perusahaan untuk mengukur efektivitas program mereka dalam mengurangi peluang dan risiko K3. KPI K3 juga menyediakan informasi bagi organisasi untuk:

  • Mengevaluasi sistem manajemen K3
  • Mengidentifikasi peluang perbaikan
  • Mengadaptasi tujuan, sasaran dan strategi
  • Meningkatkan kesadaran di kalangan pembuat keputusan dan semua orang dalam suatu perusahaan tentang manfaat program K3
  • Mengambil tindakan pencegahan pada waktu yang tepat
  • Mengkomunikasikan gagasan, pemikiran dan nilai-nilai.

KPI K3 harus spesifik, mudah untuk dicapai, konsisten dari waktu ke waktu, akurat dan transparan sehingga bisa digunakan sebagai alat dalam meningkatkan kinerja K3 bagi perusahaan. Tiap perusahaan mungkin bisa memiliki KPI K3 yang berbeda jika dibandingkan dengan perusahaan yang lain, hal ini dikarenakan tidak ada indikator kinerja mutlak yang benar-benar 100% sesuai digunakan untuk semua perusahaan. Namun, kali ini ISO Center akan menyampaikan sejumlah KPI K3 berdasarkan Sistem Manajemen K3 OHSAS 18001:2007.

KPI K3 pada segi komunikasi dan manajemen kepemimpinan:

  • Persentase jumlah kunjungan manajemen tempat kerja yang direncanakan pada jangka waktu tertentu.
  • Tingkat komitmen manajemen, diukur melalui survei di tempat kerja.
  • Persentase ulasan resmi (formal review) yang direncanakan terhadap program sistem manajemen K3 pada jangka waktu tertentu
  • Persentase jumlah kegiatan pelatihan yang sudah dilakukan VS pelatihan yang direncanakan.
  • Persentase jumlah kegiatan investigasi kecelakaan / insiden / ketidaksesuaian yang sudah dilakukan VS investigasi kecelakaan / insiden / ketidaksesuaian yang diperlukan.

KPI K3 pada segi pengukuran efek kerugian akibat Kecelakaan Kerja:

  • Jumlah kecelakaan kerja.
  • Jumlah hari hilang karena
  • Jumlah hari hilang akibat kecelakaan.
  • Persentase pekerja dengan penyakit akibat kerja.

KPI K3 pada segi penyebab dasar kecelakaan kerja:

  • Persentase kecelakaan yang disebabkan oleh terjebak
  • Persentase kecelakaan yang disebabkan oleh hantaman material
  • Persentase kecelakaan yang disebabkan oleh luka.
  • Persentase kecelakaan yang disebabkan oleh jatuh.

KPI K3 pada segi pendanaan untuk Sistem Manajemen K3:

  • Presentase Tingkat pendanaan yang tersedia untuk program K3 dibandingkan dengan total dana operasional perusahaan.
  • Persentase pemesanan pembelian yang sesuai dengan persyaratan khusus Sistem Manajemen K3.
  • Anggaran K3 yang disetujui VS dengan anggaran yang sebenarnya di

Penentuan KPI K3 tentunya harus didasarkan pada pemikiran bahwa setiap perusahaan berbeda dan masing-masing harus mengambil waktu yang diperlukan untuk menentukan KPI K3 yang akan berfungsi sebagai alat dalam meningkatkan sistem manajemen K3 perusahaan; sehingga diharapkan KPI K3 tersebut mampu membantu manajemen membuat keputusan untuk mempertahankan, meningkatkan dan mengembangkan proses implementasi sistem manajemen K3 dan menjaga pekerja dan semua orang yang terlibat dalam kegiatan operasional perusahaan secara aman.

Source: isoupdate.com

Rate this post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *