KrIteria Penilaian Kualitas Perangkat Lunak Berdasarkan ISO 25010

posted in: Article, Artikel | 0

Perangkat lunak memainkan peran yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari kita, mulai dari aplikasi di perangkat mobile hingga sistem yang mendukung operasional perusahaan. Dengan meningkatnya kompleksitas perangkat lunak, penilaian kualitas menjadi krusial untuk memastikan bahwa produk tersebut memenuhi standar tinggi dalam hal kinerja, keamanan, dan keandalan. Salah satu alat utama yang digunakan dalam penilaian ini adalah ISO 25010, sebuah standar internasional yang menyediakan kerangka kerja untuk menilai dan mengukur kualitas perangkat lunak.

ISO 25010: Pengenalan

ISO 25010 memberikan panduan yang komprehensif untuk menilai kualitas perangkat lunak melalui model dan kriteria yang terdefinisi dengan baik. Dengan pendekatan ini, pemangku kepentingan dapat mengidentifikasi, mengevaluasi, dan mengelola aspek-aspek kualitas yang relevan.

Ruang lingkup ISO 25010 mencakup berbagai aspek, termasuk fungsionalitas, keandalan, efisiensi, dan lainnya. Tujuan utamanya adalah memberikan kerangka kerja yang dapat diaplikasikan secara umum, sehingga dapat digunakan dalam berbagai konteks pengembangan perangkat lunak.

 

Baca juga : Penjelasan Clause-clause Utama pada Persyaratan ISO 27001:2013

 

Model Kualitas ISO 25010

Model kualitas yang diusulkan oleh ISO 25010 adalah suatu kerangka kerja yang menyusun karakteristik dan sub-karakteristik kualitas perangkat lunak yang dapat diukur dan dievaluasi. Dan model ini memberikan pemahaman yang komprehensif terhadap aspek-aspek kualitas yang harus dinilai. ISO 25010 mencakup delapan karakteristik kualitas utama yang dibagi menjadi dua kategori utama: Kinerja Produk dan Kepuasan Pengguna.

1. Kinerja Produk:

  • Fungsionalitas (Functionality):

    Menilai apakah perangkat lunak memenuhi kebutuhan fungsional yang diinginkan. Ini mencakup kemampuan perangkat lunak untuk melakukan tugas-tugas tertentu dan memenuhi persyaratan pengguna.

  • Keandalan (Reliability):

    Menilai kemampuan perangkat lunak untuk memberikan kinerja yang stabil dan dapat diandalkan. Ini termasuk kestabilan sistem dan kemampuannya untuk menghindari kesalahan atau kegagalan.

  • Kemudahan Pemeliharaan (Maintainability):

    Mengukur sejauh mana perangkat lunak dapat dimodifikasi dan diperbaiki. Ini mencakup ketersediaan dokumentasi, struktur kode yang baik, dan kemudahan dalam melakukan perubahan.

  • Kompatibilitas (Compatibility):

    Menilai sejauh mana perangkat lunak dapat berinteraksi dengan sistem lain atau lingkungan yang berbeda tanpa mengalami masalah.

  • Kemudahan Penggunaan (Usability):

    Mengukur sejauh mana perangkat lunak mudah digunakan oleh pengguna akhir. Ini mencakup aspek-aspek seperti antarmuka pengguna, kejelasan, dan efisiensi dalam penggunaan.

 

2. Kepuasan Pengguna:

  • Efisiensi (Efficiency):

    Menilai seberapa efisien perangkat lunak dalam menggunakan sumber daya, seperti memori dan CPU, untuk mencapai tujuan tertentu.

  • Keamanan (Security):

    Mengukur kemampuan perangkat lunak untuk melindungi data dan sistem dari akses yang tidak sah serta serangan keamanan.

  • Ketahanan (Portability):

    Menilai sejauh mana perangkat lunak dapat diadopsi dan digunakan di berbagai lingkungan atau platform tanpa perlu perubahan besar.

  • Fungsionalitas Kepuasan Pengguna (User Satisfaction Functionality):

    Menilai sejauh mana perangkat lunak memenuhi harapan dan kepuasan pengguna. Ini melibatkan persepsi dan respons pengguna terhadap pengalaman menggunakan perangkat lunak.

Model ini membantu pengembang dan pemasok untuk fokus pada aspek-aspek kualitas yang kritis dan memberikan kerangka kerja yang terstruktur untuk mengevaluasi serta meningkatkan perangkat lunak. Dengan memahami setiap karakteristik dan sub-karakteristik, pemangku kepentingan dapat menentukan prioritas dan menyesuaikan upaya pengembangan perangkat lunak sesuai dengan kebutuhan dan harapan pengguna.

 

Baca juga : Penerapan Prinsip Privasi menurut ISO/IEC 29184 untuk Artificial Intelligence

 

Kriteria Penilaian Kualitas

ISO 25010 menyediakan kriteria-kriteria yang digunakan untuk mengevaluasi setiap karakteristik dan sub-karakteristik kualitas. Berikut adalah rincian kriteria untuk beberapa karakteristik kualitas utama, beserta contoh pengukuran untuk masing-masing aspek:

1. Fungsionalitas (Functionality):

  • Ketepatan (Accuracy):

Kriteria: Seberapa benar perangkat lunak melaksanakan fungsi-fungsi yang diharapkan.

Contoh Pengukuran: Persentase kebenaran hasil perhitungan atau pemrosesan data.

  • Interoperabilitas (Interoperability):

Kriteria: Kemampuan perangkat lunak berinteraksi dengan sistem lain.

Contoh Pengukuran: Jumlah sistem atau platform yang dapat berintegrasi tanpa kesalahan.

 

2. Keandalan (Reliability):

  • Ketahanan Kegagalan (Failure Resilience):

Kriteria: Seberapa baik perangkat lunak dapat bertahan terhadap kegagalan.

Contoh Pengukuran: Waktu pemulihan sistem setelah kegagalan.

  • Periode Ketersediaan (Availability Period):

Kriteria: Waktu berapa lama perangkat lunak tersedia untuk digunakan.

Contoh Pengukuran: Persentase waktu di mana perangkat lunak tersedia.

 

3. Kemudahan Penggunaan (Usability):

  • Kepahaman (Understandability):

Kriteria: Sejauh mana pengguna dapat memahami dan mempelajari perangkat lunak dengan cepat.

Contoh Pengukuran: Waktu yang dibutuhkan pengguna baru untuk menguasai fitur-fitur dasar.

  • Kepuasan Pengguna (User Satisfaction):

Kriteria: Sejauh mana pengguna puas dengan pengalaman menggunakan perangkat lunak.

Contoh Pengukuran: Survei kepuasan pengguna dengan skala penilaian.

 

4. Efisiensi (Efficiency):

  • Penggunaan Sumber Daya (Resource Utilization):

Kriteria: Seberapa efisien perangkat lunak menggunakan sumber daya seperti CPU dan memori.

Contoh Pengukuran: Penggunaan CPU atau penggunaan memori selama eksekusi.

  • Waktu Tanggapan (Response Time):

Kriteria: Waktu yang dibutuhkan perangkat lunak untuk memberikan respons terhadap aksi pengguna.

Contoh Pengukuran: Waktu rata-rata antara aksi pengguna dan respons perangkat lunak.

 

5. Keamanan (Security):

  • Keamanan Data (Data Security):

Kriteria: Sejauh mana perangkat lunak melindungi data pengguna.

Contoh Pengukuran: Tingkat enkripsi data yang disimpan.

  • Ketahanan Terhadap Serangan (Resistance to Attacks):

Kriteria: Sejauh mana perangkat lunak dapat bertahan dari serangan keamanan.

Contoh Pengukuran: Jumlah serangan yang dapat diidentifikasi dan ditolak.

 

6. Fungsionalitas Kepuasan Pengguna (User Satisfaction Functionality):

  • Fitur yang Diharapkan (Expected Features):

Kriteria: Sejauh mana perangkat lunak menyediakan fitur-fitur yang diharapkan pengguna.

Contoh Pengukuran: Evaluasi keberadaan dan fungsionalitas fitur-fitur utama.

  • Responsif terhadap Kebutuhan Pengguna (Responsiveness to User Needs):

Kriteria: Seberapa responsif perangkat lunak terhadap kebutuhan dan preferensi pengguna.

Contoh Pengukuran: Kecepatan adaptasi perangkat lunak terhadap perubahan kebutuhan pengguna.

 

Penting untuk dicatat bahwa kriteria dan pengukuran dapat bervariasi tergantung pada konteks pengembangan perangkat lunak dan tujuan spesifik dari evaluasi kualitas yang dilakukan. Oleh karena itu, dalam mengimplementasikan ISO 25010, organisasi dapat menyesuaikan kriteria dan pengukuran sesuai dengan kebutuhan dan lingkungan pengembangan mereka.

 

Baca juga : ISO 8601: Standar Universal untuk Representasi Tanggal dan Waktu

 

Implementasi Praktis

Implementasi kriteria penilaian kualitas dalam pengembangan perangkat lunak memerlukan pendekatan yang cermat dan terstruktur. Langkah pertama melibatkan pemahaman mendalam terhadap karakteristik kualitas yang relevan dan sub-karakteristiknya menurut ISO 25010. Setelah itu, pengembang dapat menetapkan kriteria spesifik untuk masing-masing karakteristik dan mengukur kinerja perangkat lunak berdasarkan standar yang ditetapkan. Selama proses pengembangan, pengujian reguler dan evaluasi berkala diperlukan untuk memastikan bahwa produk tetap memenuhi standar kualitas yang ditetapkan.

Salah satu metode yang dapat digunakan adalah mengintegrasikan pengujian kualitas dalam siklus pengembangan perangkat lunak. Ini melibatkan pengujian fungsionalitas, keandalan, efisiensi, keamanan, dan karakteristik kualitas lainnya pada setiap tahap pengembangan, dari perencanaan hingga pengiriman produk. Selain itu, penggunaan alat otomatis untuk pengujian dapat mempercepat dan mempermudah proses evaluasi.

Studi Kasus atau Contoh Aplikasi ISO 25010 dalam Industri:

Sebuah studi kasus yang menonjol dalam menerapkan ISO 25010 adalah perusahaan pengembang perangkat lunak yang berfokus pada aplikasi keuangan. Perusahaan ini memutuskan untuk mengadopsi ISO 25010 sebagai panduan dalam meningkatkan kualitas produk mereka.

Pertama, perusahaan mengidentifikasi karakteristik kualitas yang paling relevan untuk aplikasi keuangan mereka, seperti fungsionalitas, keandalan, keamanan, dan efisiensi. Setelah itu, mereka menetapkan kriteria khusus untuk setiap karakteristik, misalnya, ketepatan perhitungan, kestabilan sistem, tingkat enkripsi data, dan penggunaan sumber daya yang efisien.

Dalam tahap implementasi, tim pengembang memastikan bahwa setiap fitur yang dikembangkan memenuhi kriteria kualitas yang telah ditetapkan. Mereka menggunakan pengujian otomatis untuk memeriksa fungsionalitas dan melakukan pengujian keamanan secara menyeluruh. Selain itu, pemantauan kinerja dilakukan secara terus-menerus untuk menilai efisiensi dan keandalan aplikasi.

Hasil dari implementasi ISO 25010 adalah peningkatan signifikan dalam kepuasan pelanggan, penurunan tingkat kesalahan, dan peningkatan daya saing produk di pasar keuangan. Keputusan untuk menerapkan standar ini tidak hanya meningkatkan kualitas produk, tetapi juga membawa dampak positif terhadap reputasi perusahaan di industri mereka. Studi kasus ini mencerminkan bahwa penerapan ISO 25010 dapat memberikan manfaat nyata dan memberikan panduan yang kuat untuk meningkatkan kualitas perangkat lunak dalam konteks industri spesifik.

 

Baca juga : Pengenalan Standar ISO 639: Kode Bahasa Internasional

 

Manfaat Penggunaan ISO 25010

Ada beberapa manfaat dalam penggunaan ISO 25010, diantaranya yaitu:

  • Standar Internasional:

    Penggunaan ISO 25010 memberikan kerangka kerja yang didukung secara internasional untuk penilaian kualitas perangkat lunak. Ini memberikan keseragaman dalam pendekatan penilaian di seluruh industri, membantu organisasi membandingkan dan meningkatkan produk mereka dengan mengacu pada standar yang diakui secara global.

  • Peningkatan Kualitas:

    ISO 25010 membantu organisasi mengidentifikasi, mengevaluasi, dan meningkatkan aspek-aspek kualitas perangkat lunak. Dengan menetapkan kriteria yang terukur dan terdefinisi dengan baik, organisasi dapat fokus pada area yang memerlukan perhatian lebih, yang pada akhirnya mengarah pada peningkatan kualitas produk.

  • Peningkatan Kepercayaan Pengguna:

    Dengan mengikuti standar kualitas internasional, perusahaan dapat membangun kepercayaan pengguna terhadap produk mereka. Kepercayaan ini menciptakan pengalaman positif bagi pengguna, meningkatkan retensi pelanggan, dan mengurangi risiko ketidakpuasan yang dapat merugikan reputasi perusahaan.

  • Efisiensi Pengembangan:

    ISO 25010 membantu dalam mengidentifikasi cacat atau masalah kualitas sejak awal dalam siklus pengembangan. Dengan mendeteksi dan memperbaiki masalah lebih awal, organisasi dapat menghemat waktu dan sumber daya yang mungkin diperlukan untuk perbaikan setelah produk diluncurkan.

 

Dampak Positif Terhadap Keberlanjutan:

  • Kestabilan dan Keandalan : Penilaian kualitas yang dilakukan berdasarkan ISO 25010 membantu dalam menciptakan perangkat lunak yang lebih stabil dan dapat diandalkan. Ini mengurangi risiko gangguan operasional dan memastikan kelangsungan layanan yang baik, mendukung keberlanjutan bisnis.
  • Penghematan Biaya : Dengan mengidentifikasi dan memperbaiki masalah kualitas lebih awal, organisasi dapat mengurangi biaya perbaikan dan dukungan pelanggan setelah peluncuran. Ini memberikan kontribusi positif terhadap keberlanjutan keuangan dan operasional perusahaan.

 

Dampak Positif Terhadap Penerimaan Pasar:

  • Daya Saing : Produk yang memenuhi standar ISO 25010 cenderung lebih unggul secara kualitas dibandingkan pesaingnya. Ini memberikan keunggulan kompetitif yang dapat meningkatkan daya tarik produk di pasar dan memikat pelanggan potensial.
  • Reputasi dan Citra : Kesesuaian dengan standar internasional seperti ISO 25010 dapat meningkatkan citra dan reputasi perusahaan dimata konsumen dan pemangku kepentingan lainnya. Organisasi yang menunjukkan komitmen terhadap kualitas cenderung lebih diterima di pasar.
  • Penerimaan Pengguna : Dengan fokus pada karakteristik seperti kemudahan penggunaan dan kepuasan pengguna, produk memiliki peluang lebih besar untuk diterima oleh pengguna akhir. Peningkatan pengalaman pengguna dapat meningkatkan loyalitas pelanggan dan memberikan keunggulan di pasar.

 

Baca juga : Mendukung Inovasi dengan ISO 56002: Penerapan Standar Manajemen Inovasi

 

Tantangan dan Pertimbangan

Penerapan ISO 25010 dalam penilaian kualitas perangkat lunak tidak terlepas dari sejumlah tantangan yang mungkin muncul. Pertama-tama, adaptasi terhadap standar internasional ini dapat menjadi kompleks, terutama bagi organisasi yang belum memiliki pengalaman sebelumnya dalam mengintegrasikan pendekatan penilaian kualitas yang terstruktur. Tantangan ini mencakup pemahaman mendalam terhadap karakteristik dan sub-karakteristik kualitas, serta pengembangan kriteria yang sesuai dengan konteks dan kebutuhan spesifik perangkat lunak yang dikembangkan. Selain itu, aspek sumber daya dan waktu yang dibutuhkan untuk melibatkan tim pengembang dan pihak terkait dalam proses penilaian dapat menjadi kendala, terutama jika organisasi memiliki batasan sumber daya.

Pertimbangan yang Perlu Diperhatikan dalam Menggunakan Kriteria Penilaian Kualitas:

Beberapa pertimbangan kritis perlu diperhatikan saat menggunakan kriteria penilaian kualitas, terutama yang didefinisikan dalam ISO 25010. Pertama-tama, konteks bisnis dan tujuan pengembangan perangkat lunak perlu dipertimbangkan dengan matang. Kriteria yang diambil harus relevan dengan lingkungan pengembangan dan kebutuhan pengguna akhir. Selanjutnya, ketepatan pengukuran menjadi aspek yang penting; penggunaan metrik yang sesuai dan alat pengukuran yang akurat sangat diperlukan untuk memastikan hasil evaluasi kualitas yang valid. 

Kesinambungan pengawasan dan evaluasi secara berkala juga perlu diintegrasikan untuk memastikan bahwa perangkat lunak tetap memenuhi standar kualitas sepanjang siklus hidupnya. Terakhir, keterlibatan penuh dari semua pemangku kepentingan, termasuk pengembang, manajemen, dan pengguna akhir, akan memberikan kontribusi positif dalam menghadapi tantangan dan memastikan kesuksesan penerapan kriteria penilaian kualitas. Dengan memperhatikan pertimbangan ini, organisasi dapat meminimalkan risiko dan memaksimalkan manfaat dari penerapan ISO 25010 dalam upaya peningkatan kualitas perangkat lunak mereka.

 

Kesimpulan

ISO 25010 memegang peran krusial dalam peningkatan kualitas perangkat lunak dengan menyediakan kerangka kerja yang komprehensif dan terstandarisasi untuk penilaian. Dengan fokus pada delapan karakteristik kualitas utama, seperti fungsionalitas, keandalan, dan keamanan, standar ini memberikan panduan yang jelas bagi pengembang dan organisasi untuk mengukur, memahami, dan meningkatkan produk perangkat lunak mereka. Penerapan ISO 25010 membawa manfaat langsung dengan memberikan visibilitas terhadap aspek-aspek kritis yang mempengaruhi kualitas, membantu mengidentifikasi potensi risiko lebih awal dalam siklus pengembangan, dan memberikan dasar yang kuat untuk pengambilan keputusan yang lebih baik.

 

Pesan Utama untuk Pembaca:

Pentingnya ISO 25010 tidak hanya terletak pada kepatuhan terhadap standar internasional, tetapi lebih pada kemampuannya untuk meningkatkan daya saing produk dan memberikan kepuasan pelanggan. Pembaca dapat mengambil kesimpulan bahwa penerapan ISO 25010 bukanlah sekadar kewajiban, tetapi investasi strategis dalam memastikan bahwa perangkat lunak yang dihasilkan mencapai standar kualitas tertinggi. Pesan utama adalah bahwa dengan mengintegrasikan pendekatan ini dalam siklus hidup pengembangan, organisasi dapat membangun fondasi yang kokoh untuk keberlanjutan bisnis, meningkatkan reputasi mereka di pasar, dan memberikan nilai tambah yang signifikan kepada pengguna akhir. Oleh karena itu, upaya untuk memahami, mengadopsi, dan mengimplementasikan ISO 25010 akan membawa dampak positif yang nyata terhadap kualitas perangkat lunak dan keberlanjutan organisasi.

 

5/5 - (1 vote)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *